Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan yang berjudul “Mengapa sebaiknya anda tidak jadi programer” yang saya tulis 3 tahun lalu. Dalam tulisan tersebut, bahasa yang saya gunakan adalah bahasa nyinyir, bahasa sarkasme, hiperbola dan dicampur dengan gaya bahasa humor. Sampai saat ini, tulisan itu masih terus dibaca dan beredar di forum forum dan pro kontra masih saja terjadi.
Saya merasa punya tanggungjawab untuk membuat tulisan kedua yang memberi informasi lugas dan apa adanya tanpa bahasa sarkasme atau nyinyir agar pro kontra bisa berakhir. Pembahasan ini saya tulis sesuai dengan poin- poin di artikel tersebut.
Belajar terus menerus?
Menjadi programer ataupun developer memang mewajibkan kita untuk terus menerus belajar. Sebagai contoh dulu kita mungkin belajar PHP tanpa framework, sekarang harus bisa PHP dengan OOP dan framework. Dulu mungkin anda belajar VB classic, sekarang harus belajar VB.Net. Dulu anda hanya menguasai Java ME, sekarang kemampuan itu harus di upgrade ke Android dan sebagainya.
Jika anda tidak suka membaca, tidak suka dengan tantangan apa lagi tidak suka dengan bahasa inggris, maka saya yakin 100% anda baiknya jangan jadi programer. Programer ataupun developer harus terus menerus mengupdate pengetahuan dan skillnya.
Sebenarnya profesi apapun, pasti mengharuskan kita terus menerus belajar, perbedaannya di IT perkembangan teknologi sangat cepat, setiap tahun bisa ganti trend dan muncul teknik, tool dan framework baru. Kunci agar anda bisa mengikuti semua ini adalah menguasai bahasa inggris, meningkatkan kemampuan algortima dan struktur data serta belajar melalui contoh, misalkan melihat sample sample project yang mirip di GitHub.
Berpikir 24 nonstop?
Jika anda menjadi programer freelance, maka kemungkinan hal ini bisa saja terjadi. Hal terpenting agar anda tidak berpikir 24 nonstop adalah dengan belajar manajemen waktu dan managemen proyek. Kebanyakan freelance tidak punya manajemen waktu yang baik, kadang juga seorang freelance menerima beberapa proyek sekaligus yang membuat tidak fokus dalam bekerja. Solusinya sekali lagi, aturlah waktu pengerjaan proyek dalam format timeline.
Buat perjanjian dengan client kapan bisa ditemui atau di telpon, kapan anda bisa mengirimkan progres dan kapan progres selesai. Bagilah proyek yang besar menjadi modul-modul kecil. Tip yang lain, break dengan rekreasi atau mengerjakan yang lain selain duduk didepan komputer. Hal ini akan mengurangi stress dan membuat stigma berpikir 24 nonstop bisa hilang.
Menjadi Budak?
Masalah yang lain adalah buat scope project yang ketat dan buat perjanjian dengan client sehingga scope pengerjaan tidak meluas. Misalkan semula anda diminta membuat katalog produk, buat skope yang jelas dengan client. Jika client ternyata meminta tambahan fitur seperti rating system atau shopingchart, maka mintalah biaya tambahan. Scope yang jelas dari proyek akan menghindarkan anda mengerjakan proyek lebih tepat waktu dan minim stress.
Hal terakhir dalam masalah ini, Belajar mengatakan TIDAK. Jangan karena ada anda butuh client segala yang client minta di IYA kan. Belajar mengatakan tidak jika memang harga tidak cocok atau pengerjaan membutuhkan deadline yang ketat atau anda tidak mampu.
Dengan mengikuti saran di atas, insyaAllah anda tidak akan jadi budak. Ingat hal terpenting disini adalah scope project yang jelas, belajar manajemen waktu, dan belajar mengatakan TIDAK.
Berasa Buronan Tiap Hari?
Untuk menghindari anda dikejar-kejar client, terutama client rewel yang setiap saat menghubungi anda tiap hari, tiap jam bahkan tiap menit. Buatlah perjanjian kapan penyerahan timeline atau kapan bisa menghubungi anda. Dengan jadwal yang baik, anda bisa tenang tanpa merasa menjadi buronan.
Jika ternyata solusi dari proyek belum ditemukan sedangkan sudah seharusnya anda menyerahan progres maka jelaskan dengan baik permasalahannya dan minta waktu tambahan. Cara lain biasakan menggunakan range jadwal yang lebih lama. Misalkan begini, ketika anda melihat spesifikasi software, perkiraan anda paling 2 minggu selesai, maka mintalah waktu 3 minggu dalam pengerjaannya.
Bayaran Dikit?
Programer bisa bayarannya sedikit atau banyak itu sebenarnya banyak faktor. Salah satu faktor adalah lokasi kita bekerja. Misalkan saja ya misalkan anda bekerja jadi programer di perusahaan software kecil di jogja. Biasanya fresh graduate paling dapat 2 juta. Beda dengan kerja di jakarta, mungkin fresh graduate aja sudah dapat 4 juta.
Faktor lain adalah kemampuan anda sendiri, misalkan anda cuma menguasai PHP MySQL, susah untuk mendapatkan pendapatan tinggi. Coba anda kuasai skill yang banyak dibutuhkan orang misalkan Java atau Android, kemungkinan anda akan mendapat bayaran yang tinggi atau minimal diatas rata rata.
Jika anda freelance, kemampuan yang paling penting adalah negoisasi harga. Jadi jangan cuma pintar coding saja, anda harus mampu menjual dan negoisasi harga juga. Hal terpenting disini, masukan faktor support, desain dan biaya lain lain jika ada. Misalkan anda disuruh buat website biaya 5 juta. Apakah 5 juta itu cukup? coba dipikir lagi waktu pengerjaan, domain, hosting dan apakah nanti ada client minta support dari kita ? kalau ada berapa bulan? itu harus masuk kedalam komponen biaya jika anda tidak ingin dibayar seperti buruh bangungan.
Susah dapat jodoh?
Dalam artikel itu, saya menuliskan susah dapat cewek, namun agar lebih dewasa disini saya tulis dalam format pertanyaan “susah dapat jodoh?” . Sebenarnya poin ini relatif. Ada alasan utama kenapa sebagian programer nikahnya lama. Ada yang karena asik dengan dunianya sendiri, ada yang minder dan ada yang memang tidak pandai dalam berinteraksi sosial. Untuk yang asik dengan dunianya silahkan coba hobi lain atau aktifitas lain, jangan cuma coding dan nonton anime jepang. Bagi yang minder karena merasa tidak ganteng, coba belajar tingkatkan kepercayaan diri, yang penting bersih rapih dan jadi diri sendiri saja. Setahu saya sih, perempuan itu suka laki laki yang pintar dan percaya diri.
Bagi yang kurang berinteraksi sosial, silahkan ikuti organisasi atau pengajian yang sering di adakan di dekat tempat tinggal atau di masjid. Sesekali nongkrong di warung kopi dan belajar berinteraksi insyaAllah akan mengurangi sifat “anti sosial” yang kita miliki.
Jadi kesimpulannya, bukan karena profesi programernya terus kita susah dapat jodoh, namun kadang karena sifat, sikap dan perilaku kita yang bikin perempuan tidak nyaman. Satu lagi, bagi yang suka merokok atau kopi serta lembur malam, silahkan dikurangi. Untuk rokok alahkah lebih baik dihentikan 100%. Memang saat ini anda masih muda, lembur 24 jam pun mungkin anda kuat, namun ingat seiring berjalannya waktu, kita makin tua dan jika anda tidak mengubah pola hidup anda, maka cepat atau lambat tubuh akan drop juga.
Masa depan tidak jelas?
Di artikel itu saya menjelaskan bahwa masa depan programer tidak jelas. benarkah demikian atau ini hanya sekedar joke? Ada benarnya dan ada tidaknya. Jika anda bertahun tahun cuma bisa ngoding maka bisa kemungkinan umur diatas 35 kemampuan koding anda akan berkurang dan fisik anda tidak mampu menopang kebiasaan lembur anda.
Masa depan programer bisa jelas dan bagus jika anda tidak selamanya cuman ngoding saja. Coba belajar jadi system analis, terus meningkat menjadi project manager dan belajar marketing. Coba tumbuhkan semangat wirausaha, misalkan sekarang freelance coba besok jadikan usaha anda jadi CV, yang biasa kerja sendiri,coba belajar kerja team.
Bagi yang bekerja di perusahaan software, tanyakan ke manajer anda apakah ada jenjang karier yang jelas dan jika anda merasa mampu mengelola proyek, akan bagus jika anda menjadi technopreneur. Di sisi lain, biasakan membuat program yang modular sehingga ketika ada proyek yang mirip anda bisa cepat menyelesaikannya.
Jika anda freelance, buatlah website yang menampilkan portofilio karya anda dan buat katalog produk software yang pernah anda buat. Dengan seperti ini orang akan mengenal anda, jika ada yang pesan, anda cukup kirimkan softwarenya dan paling paling custom tampilan. intinya tumbuhkan Inovasi, marketing dan jiwa enterpreneur.
Tidak ada hari libur?
Jika anda programer freelance yang tidak punya manajemen waktu pasti saya jamin ga ada hari liburnya. CObalah membuat penjadwalan pengerjaan proyek dan biasakan minimal 1 hari libur NO coding. intinya disini ada pada manajemen waktu.
Ga punya perasaan?
Kebanyakan programer terutama freelance punya gaya komunikasi yang buruk. Hal ini karena mereka berpikir secara teknis dan yang dihadapi setiap harinya adalah benda mati. Hal penting disini belajarnya cara komunikasi efektif dan belajar manajemen proyek serta manajemen konflik. Bagaimana cara menghadapi client rewel, bagaimana jika client selalu minta fitur baru dan sebagainya.
Point ini hanya cocok jika anda Single fighter sebagai freelance dan jarang terjadi di perusahaan software yang sudah profesional. Jika anda tidak pandai dalam komunikasi, anda bisa kerja team dengan orang orang manajemen atau orang pemasaran yang mampu berkomunikasi dengan baik.
Tidak tepat janji?
Bagian ini masih ada hubungannya manajemen proyek. Biasanya yang tidak tepat janji itu lebih sering programer freelance, tapi jangan di generalisir ya., biasa programer ini tidak punya timeline yang jelas dalam hal milestone proyek. Maka jika anda programer, buatlah milestone dan progres proyek yang realistis dan jika anda sebagai calon client, mintalah timeline pengerjaan proyek, kapan progres bisa dilihat dan kapan programer bisa dihubungi. Pada point ini intinya ada pada kemampuan programer mengestimasi pengerjaan proyek dan manajemen waktu yang baik.
Sampai sini dulu, semoga artikel ini bermanfaat dan menjadi penutup untuk pro kontra di artikel sebelumnya.
waduh, dev ketemu client?? Farah amat, di tempat gw seh ada tugas BA & PM yang kerjanya ketemu client, dev itu code based on SRS (dibuat BA) dan SDD (dibuat SA). Untuk DB or arsitekture app udah dibuatin solution architect
Hahahahaa..saya masih mau belajar..hahaha
hahaha nyasar ke sini & ketawa, bener banget nih yg udah asam garam dr kerja kantoran ampe freelance buat klien-klien luar negeri, mikir masa depan susah nih apalagi kalo udah usia di atas 40, akhirnya sebelum umur 30 ambil MBA & mulai belajar bidang bisnis, apalagi ampe yang ampe marah2, pengalaman gw semua senior gw yg udah skill dewa suka guyonin dunia programming ya kaya gini juga, so kalo marah2 ya gw pertanyakan skill nya kalo kerja di indonesia
.
kayanya ini seputar dekstop dan web ya, mobile juga mungkin… udah masuk jaringan aja…
Kenapa mas candra sendiri masih programmer ?
Munafik ! SETAN !
kalau anda sudah banting setir, baru berhak nulis artikel
“Jangan jadi programmer”, disitu baru boleh anda tulis alasan2nya, dan yang baca juga berasa adil dan setuju !
Setan2, profesi sendiri koq dihina, menghina diri sendiri dan dipublish di internet ! Memalukan !
Mas Candra programmer gagal !
Hayo siapa programmer sukses ?
ayo sini ngaku ? mana portofolionya ?
Mas Candra bodoh tampang orang goblok !
Kesimpulannya :
Jadi programmer itu hadapi 3 :
1. Komputer itu sendiri, yang dimana ilmunya kalau mau ditelusuri dalam dan tidak simple, butuh waktu dan tenaga untuk mendalaminya
2. Manusianya sendiri atau klien (dewa), pokoknya ikutin kemauan si klien, kalau ga sesuai klien, klien ga mau bayar sepeserpun.
3. Kompetitor atau programmer lain, di sini beradulah kalian berdua kayak ayam petarung, yang mana programmnya lebih canggih dan lebih murah, kalau bisa gratis barulah menang dapet iming2 si klien, duit sekian….
belum tahu berapa lagi duitnya ( banyak / dikit )???
dari segi resiko : resiko > keuntungan
ga usah ngomong koding, perasaan, hari libur, tetek bengek dll, di sini sudah jelas… hanya orang goblok mau jadi programmer ( suruhan / kacung komputer)
yang baca comment ini masih ga ngerti, pergi ke laut aja
ini artikel menyesatkan saja !
Semuanya tergantung dr sudut pandang kita melihat sesuatu. Seorang programer menurut sy sngat unik krn mampu menciptakan sebuah system dimana bisa dikatakan lbh dkt dengan pencipta yg menciptkan system tanpa error runtime maupun terciptanya bug2.. klw berfikir pekerjaan mensejahterahkn maka lebih baik pilih makelar atau pengusaha.. Tp, yg jelas programer menurut sy langka dan mempunyai kepuasan tersendiri dibanding dgn pekerjaan lainnya atau sama halnya arsitektur.. Nikmati jd programer, kuasai bahasa dan library api dan frameworknya dan buat sesuatu yg waooooo.. thank about this tutorial and its really help us about perceptions all people.. and enjoyed to become a programmer..
Hehehe lebih seru artikel sebelumnya. Kalau ada yang baca lantas marah2 berarti doi blm punya kemampuan “membaca terbalik” ?
Bhaha bener banget om, seruan artikel sebelumnye ye..
Banyak komentar-komentar yang koplak abis..
have fun yey…
dua artikelnya memang bagus kok yang pertama itu menghibur dan artikel yang ini mendidik, membagi ilmu sebenernya dua duanya manfaat hanya tinggal pembacanya saja kok menanggapinya dari sudut pandang seperti apa. terima kasih mas candra atas ke 2 artikelnya
saya lebih suka artikel yg sebelumnya :P
wah kalau bahasanya lebih dewasa ternyata komennya ga se heboh artikel yang kmarin ya.menurut saya, hal baik memang harus disampaikan secara baik juga, karna terkadang beberapa orang kurang dewasa menangkap maksud dari tulisan, ya, apalagi cuman sebatas tulisan. btw terimakasih sharenya om candra, sukses selalu!!
Artikel yang ini bagus mas chandra, enak dibaca dan lebih santai
Di sini dipaparkan masalah dan solusinya
Kalau artikel sebelumnya mungkin ditulis pada saat Mas Chandra depresi
atau stress, seiring berjalan waktu, mas Chandra juga lebih berpikiran lebih
dewasa dan positif, Terima kasih artikel revisinya, artikelnya lebih netral
dan positif
Buat temen2 sekalian, yang sedang pesimis dan stress, bacalah artikel
yang kedua ini, di sini jadi lebih ditekankan bahwa
” Setiap profesi pasti ada masalahnya, tetapi percayalah dan yakinlah,
setiap masalah ada Solusinya ” tinggal kita saja yang perlu untuk berubah
dan belajar menjadi lebih baik