Setiap karya digital mempunyai aturan dalam hal apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Apa yang boleh dan tidak boleh inilah yang namanya lisensi. Ketika kita berbicara masalah lisensi open source, sebenarnya kurang pas, karena lisensi Open source adalah puluhan jenis yang mempunyai kemiripan dalam hal “menggunakan, mempelajari dan menyebarkan” namun berbeda dalam hal rinciannya.
Tabel perbandingan lisensi open source
Artikel ini akan memberi penjelasan perbandingan lisensi open source dalam format tabel. Karena banyaknya lisensi open source, saya hanya akan menuliskan lisensi populer saja.
Hal | GPLv2 | GPLv3 | MIT | BSD 3 | Apache v2 |
Commercial Use | Ya | Ya | Ya | Ya | Ya |
Memodifikasi | Ya | Ya | ya | Ya | Ya |
mendistribusikan | Ya | Ya | Ya | Ya | Ya |
Menyertakan Warranty | Ya | Ya | – | Ya | Ya |
Sublisensi | Tidak | Tidak | Ya | Ya | Ya |
Bisa dituntut?/Hold liable | Tidak | Tidak | Tidak | Tidak | Tidak |
Menyertakan file asli | Harus | Harus | – | – | – |
Membuka source code | Harus | Harus | – | – | – |
Menyertakan status perubahan | – | Harus | – | – | Harus |
Menyertakan hak cipta | – | – | Harus | Harus | Harus |
Menggunakan trademark | – | – | – | Tidak Boleh | Tidak boleh |
Penjelasan Tabel
Warranty & Hold liable
Waranty disini artinya, setiap programer tidak memberi jaminan apapun bahwa program akan berjalan sebagaimana mestinya, jadi warranty disini artinya berbalikan dengan kasus seperti beli barang. Bahasa mudahnya begini, anda mendapat source codenya free, maka jika program tidak berjalan atau error,pembuat software tidak bisa disalahkan didepan Hukum. Poin waranty ini juga berhubungan dengan “Hold liable/bisa dituntut?”. Sepanjang yang saya tahu, setiap software yang ada, termasuk yang komersial dan close source seperti Windows pun menyertakan point ini. Bahwa pihak perusahaan /programer tidak bisa dituntut oleh pihak user karena softwarenya tidak bisa berjalan atau menyebabkan kerusakan pada sistem seperti kehilangan data.
sublisensi
Lisensi yang membolehkan sublisensi biasanya sering dipakai di industri dan bisnis komersial. Lisensi apache contohnya, lisensi ini membolehkan anda mendistribusikan dalam lisensi lain yang tidak kompatibel dengan apache. Bahkan lisensi apache membolehkan anda mengedit code dan hasil editannya tidak perlu di open sourcekan. Android adalah salah satu software open source yang memakai lisensi ini.
Penjelasan tambahan
Jika suatu lisensi bertanda ( – ) artinya hal tersebut tidak diatur oleh lisensi, anda diberi kebebasan untuk hal tersebut. Sebagai contoh di poin menyertakan file asli , jika lisensi bertanda (-) artinya anda bebas mau mendistribusikan file aslinya atau tidak.
Poin yang menekankan kata “harus” artinya, jika anda tidak melakukannya anda sudah melanggar lisensi tersebut. Contohnya pada lisensi MIT, harus menyertakan hak cipta. Sebuah sofware yang bertuliskan “Copyright (c) 2014 by Nama programer “ maka disetiap distribusinya, harus ada keterangan tentang copyright tersebut sebagai bentuk terimakasih dan penghargaan bagi pembuat aslinya.
Lisensi Karya digital Non software
Jika karya yang ingin kita open source kan bukanlah sofware, maka ada baiknya menggunakan lisensi Creative Common (CC-BY). Penjelasan detail tentang lisensi ini bisa anda baca di artikel saya yang lain dengan judul memahami lisensi creative commons.
Saya bukan ahli hukum, namun penjelasan singkat diatas bisa memberi gambaran bagi anda variasi dari lisensi open source. Jika kita perhatikan kelima lisensi diatas, semuanya sepakat boleh dipakai untuk apapun termasuk untuk komersial, code boleh di edit dan boleh disebarluaskan kembali. 3 point inilah yang menjadi dasar dari Open source. Jika anda ingin melihat penjelasan singkat padat jelas dari lisensi open source lainnya, silahkan masuk ke tldrlegal.com.