Teknologi memang selalu berubah, di tahun ini ada beberapa teknologi yang diprediksi akan menjadi tren di tahun 2015. Sebagian teknologi ini saya jelaskan secara teknis terutama untuk programer dan sebagian lagi tend teknologi yang sifatnya umum. Tulisan ini terinspirasi dari Serial Kartun Amerika Southpark Session 18.
One Platfrom To All Device
Konsepnya sederhana. Bagaimana dengan satu Platform (OS+API+Programing) bisa membuat aplikasi di semua device. Device disini mencakup Wearable device, peralatan rumah tangga, Smartphone, Tablet, Game konsole, TV dan PC dan Automobile . Banyak platform yang masuk kategori ini diantaranya adalah
- Android
- iOS
- Ubuntu
- Tizen
- HTML5
Saya akan memberi contoh untuk platform tizen. Tizen berambisi menjadikan Platformnya berjalan di Wearable, gadget, Auto dan TV.
Untuk HMTL5 sendiri sudah menjadi de facto One Platfrom rule them All. Di Smartphone, sudah ada PhoneGap, Teleric, IonicFramework, serta Sencha touch. Di dserver ada NodeJS sementara utnuk platform TV ada Firefox OS. Untuk APlikasi desktop sendiri ada dua pilihan yaitu TideSDK serta Google Chrome App.
Sekarang, sudah saatnya kita beralih untuk mempelajari Platform yang menguntungkan kita sebagai developer. 10 tahun yang lalu, tidak mungkin membuat aplikasi desktop berbasis web, saat ini hanya dengan modal menguasai teknologi web, kita bisa membuat aplikasi desktop ataupun mobile.
Freemium Game
Konsep dasar dari Freemium game adalah, Anda download gamenya secara gratis, namun saat anda mau naik level, menambah koin atau membangun virtual building, anda harus membayar sejumlah uang dengan sistem pembayaran microPaymament. Misalkan anda kesulitan main game Angry bird, maka agar anda bisa dengan mudah melewati level, anda emmbeli burung yang bisa menghancurkan rumah si piggy sekali tembak. Mungkin uangnya memang kecil, hanya bayar .99 cent USD (sekitar 12000 rupiah). Namun bayangkan berapa juta pemakai game ini? Pihak angry bird bisa mendapatkan uang jutaan dollar dengan konsep ini.
Prinsip freemium sekarang menjadi model bisnis utama para pembuat game baik di Mobile, konsole ataupun PC. Mungkin anda berpikir, hal itu tidak menguntungkan karena jarang yang mau membayar. Jika kita berpikiran orang indonesia tebakan anda memang benar, namun jika di luar negeri terutama amerika, dimana tablet dan smartphone orang tua dipakai anaknya sementara proses pembelian di google play dan Playstore Apple tinggal sekali klik, maka pihak developer dengan mudah mendapatkan uang. Selain itu, model bisnis freemium memang mentargetkan para gamer yang ‘sudah kecanduan’. Persis seperti Minuman keras. Peminumnya sedikit, namun yang sedikit ini rela mengeluarkan uang secara terus menerus untuk mendapatkan minuman keras tersebut.
Konsep Freemium ini di jelaskan secara gamblang di soutpark pada episode Freemium is Not Free dibawah in.
Adaptive Software
Adaptive software adalah software yang bisa menyesuikan content , control UI dan tampilan dari software tersebut. Adaptive content Adaptive software yang bisa menyesuikan kontent adalah Cortana, Google Now, serta Siri. Software personal asisten ini akan mempelajari kebiasan pengguna dan memberikan informasi yang relevan berdasarkan hari, tanggal, jadwal calendar, todolist, kesehatan serta lokasi dari pengguna. Software yang mengacu pada software jenis ini termasuk jejaring sosial serta aplikasi pembaca berita menggunakan prinspi Adaptive content.
Tampilan adaptive kebanyakan adalah Website. Website modern sekarang sudah menggunakan HTML5 Responsive desain. Tampilan layar akan menyesuikan ukuran dari device pengakses tanpa menghilangkan kontent dari website tersebut. Ibaratnya, responsive desain ini mirip sifat air. Contoh adaptive website ini adalah website merdeka.com atau kompas.com. Silahkan anda perhatikan tampilan saat di smartphone atau tablet. Adaptive dari sisi tampilan ini
Adaptive control biasanya mengacu pada toolbar pada aplikasi yang akan menyesuikan sesuai object yang sedang diedit oleh user. Sebagai contoh adalah Microsoft word. Saat kita memblokir teks, maka hanya toolbar pemformatan yang aktif dan saat kita mengklik gambar maka hanya toolbar operasi gambar yang aktif. Konsep ini akan membuat user lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya. Sayangnya membuat aplikasi seperti ini bukan perkara mudah mengingat hukum pemgembangan software “Semakin mudah software digunakan,Semakin kompleks kodenya“.
Drone
Drone akan menjadi barang yang lumrah di miliki orang. Drone ini bukan drone tempur yang sering dipakai amerika untuk menyerang teroris. Drone populer banyak dipakai untuk mendokumentasikan lokasi wisata, gedung atau menjelajah area dari sudut pandang yang berbeda. Drone juga dalam masa percobaan untuk dijadikan alat pengiriman paket pembelian barang dalam ukuran kecil oleh Amazon dan Google. Amazon menamai proyek ini dengan nama Amazon prime Air dan Google memberi nama Project Wing. Potensi penggunaan Drone dimasa depan akan semakin luas.
Amazon Prime Air
Google Project Wing
Virtual dan Augment Reallity
Manusia memang tidak pernah merasa puas dalam hal pencapaian. Virtual reality adalah teknologi yang membuat seakan akan kita berada dalam ‘komputer’. Misalkan saat kita bermain game, seakan akan kita 100% ada didalam game tersebut. Teknologi ini di populerkan oleh Oculus Rift. Google juga membuat teknologi serupa dengan biaya yang lebih murah dengan nama Google CardBoard. Microsoft membuat pendekatan berbeda, Microsoft membuat Kacamata Augment Reallity yang supercool dengan nama Hololenz.
Semoga informasi diatas menambah wawasan teknologi terbaru. Pertanyaannya, kapan teknologi ini hadir di indonesia? Saya belum tahu.